Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Secangkir Kopi Tubruk untuk Ayah

SECANGKIR KOPI TUBRUK UNTUK AYAH   Aku masih menatap awan yang mulai meredup sendu, perlahan demi perlahan berubah warna menjadi kelabu.   Alam seakan mengisyaratkan isi hatiku.   Hatiku yang dipenuhi oleh luka yang bergemuru. Saat air mata menetes membasai pipiku, seketika itu pula hujan mendarat menyamarkan dan melebur dengan tangisanku. Aku tidak peduli meski kini hujan telah menguyur sekujur   tubuhku dan membiarkan dingin melemahkan pertahananku. Langkahku semakin lunglai menelusuri setepak jalan yang aku sendiri nggak tahu kemana aku akan pergi. Sepinya jalanan dari   kendaraan   maupun orang yang lalu lalang membuatku bertanya-tanya. Akankah ada yang menolongku dari kehampaan ini ?? akankah ada yang melepaskanku dari luka dan rasa takut yang menjeratku selama ini ?? aku ingin melepaskan diri, berlari sejauh mana kaki ini membawaku pergi. Aku ingin pergi, menjauh dari pelampiasan semua kekesalan ayah. Aku ingin pergi agar terbebas dari siksaan Ayah, aku ingin pergi