BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belekang
Masalah sosial dan budaya sebagai kondisi yang tidak
di harapkan akan mendorong tindakan untuk melakukan perubahan ke arah kondisi
yang lebih sesuai harapan. Memang, perubahan kehidupan masyarakat yang sering
di sebut sebagai perubahan sosial merupakan proses yang seolah-olah tanpa
akhir. Apa yang dilakukan sekarang tidak dapat di lepaskan dengan apa yang
telah di lakukan sebelumnya bahkan dalam kaitannya dengan pertimbangan tentang
prospek di masa mendatang.
Lebih dari itu, perubahan sosial merupakan proses
yang berkesinambungan, melihat kenyataan tersebut, dapat dimengerti apabila
orang merasa sulit untuk menetukan kapan proses itu berawal dan kapan proses
itu berakhir. Walaupun demikian, apabila proses perubahan tersebut di maksudkan
sebagai penanganan masalah sosial dan budaya, maka dapat di lihat berbagai
kemungkinan posisi masalah sosial dalam proses tersebut.
Masalah sosial dan budaya merupakan kondisi yang
tidak diinginkan karena mengandung unsur-unsur yang di anggap merugikan, baik
dari segi fisik maupun non fisik bagi kehidupan bermasyarakat. Lebih dari itu,
masalah sosial sering juga mengandung unsur yang di anggap merupakan
pelanggaran dan menyimpang terhadap nilai, norma dan standar sosial tertentu.
Berdasarkan paparan tersebut, penulis memandang
perlu mengkaji lebih lanjut tentang masalah-masalah sosial budaya, karena
informasih yang di dapatkan memberikan nilai tambah yang positif secara
signifikan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal bagi siswa
maupun dosen pengajar, maka penulis membuat makalah ini dengan judul “
MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN BUDAYA”
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
masalah sosial dan budaya ?
2.
Apa saja kah
unsur-unsur masalah sosial budaya ?
3.
Apa saja
klasifikasi masalah soaial ?
4.
Apa saja
ukuran-ukuran sosiologi terhadap masalah
sosial ?
5.
Bagaimana
pemecahan masalah sosial budaya ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian masalah sosial dan budaya
2.
Untuk memahami
unsur-unsur masalah sosial budaya
3.
Untuk
mengetahui klasifikasi masalah sosial
4.
Untuk
mengetahui ukuran-ukuran sosiologi terhadap masalah sosial
5.
Untuk
mengetahui pemecahan masalah sosial
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Masalah Sosial dan Budaya
o
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
Masalah berarti sesuatu yang harus di selesaikan atau di pecahkan; persoalan.
Masalah merupakan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor
atau lebih yang menghasilkan situasi
yang membingungkan. Umumnya masalah di sadari “ada” saat seorang individu
merasakan bahwa keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan yang ia inginkan.
o
Sedangkan menurut kamus besar bahasa
indonesia, sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat.
Sosial merupakan segala perilaku manusia yang mengambarkan hubungan non
individualis. Istilah tersebut sering di sandingkan dengan ccabang-cabang
kehidupan manusia dan masyarakat di mana pun. Pengertian sosial ini merujuk
pada hubungan-hubungan manusia dalam kemasyarakatan, hubungan antar manusia,
hubungan manusia dengan kelompok, serta hubungan manusia dengan organisasi
untuk mengembangkan dirinya.
o
Dari teori di atas dapat disimpulkan
bahwa masalah sosial merupakan suatu masalah atau persoalan yang harus di
selesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Masalah sosial di pandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat
sebagai suatu kondisi yang tidak di harapkan. Masalah sosial berkaitan erat
dengan hal-hal yang mengganggu kedamaian di dalam suatu kelompok masyarakat.
o
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguanhubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
o
Masalah Sosial adalah suatu kondisi yang
terlahir dari sebuah keadaan masyarakat yangtidak ideal. Atinya , selama dalam
suatu masyarakat yang tidak terpenuhi secara merata,maka masalah social akan
selalu timbul. Dalam kehidupan masyarakat yang heterogen,seperti Negara kita
ini.
o
Masalah budaya adalah segala sistem atau
tata nilai atau sikap mental, pola pikir, polatingkah laku dalam berbagai aspek
kehidupan yang tidak memuaskan bagi masyarakatsecara keseluruhan, atau dapat
dikatakan bahwa masalah budaya adalah tata nilai yangdaat menimbulkan
krisis-krisis kemasayrakatan yang akan menyebabkan “dehumanisasi “ atau terjadi
pengurungan terhadap seseorang.
B. Unsur-unsur
Masalah Sosial Budaya
Unsur-unsur
masalah sosial budaya yaitu unsur-unsur yang di anggap merupakan
pelanggaran dan menyimpang terhadap nilai, norma dan sosial tertentu yang di
picu oleh adanya unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk
problem yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di
negara-negara yang sedang berkembang. Masalah kemiskinan ini menuntut adanya
suatu upaya pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan menyeluruh
dalam waktu yang singkat. Upayah pemecahan masalah kemiskinan tersebut sebagai
upaya untuk mempercepat proses pembangunan yang selama ini sedang di
laksanakan.
Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu
yang asing dalam kehidupan kita. Kemiskinan yang di maksudkan ini adalah
kemiskinan yang di tinjau dari segi material
(ekonomi).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya
kemiskinan, yaitu :
·
Pendidikan
yang terlampau renda
·
Keterbatasan
sumber alam
·
Terbatasnya
lapangan kerja
·
Keterbatasan modal
·
Beban keluarga
2.
Disorganisasi
keluarga
Disorganisasi keluarga merupakan suatu bentuk suatu
ketidak harmonisan keluarha sebagai unit masyarakat terkecil yang di sebabkan
adanya kegagalan masing-masing. Dalam hubungan ini, William J. Goode membedakan
bentuk-bentuk disorganisasi keluarga menjadi 4 macam, yaitu :
1)
Disorganisasi
keluarga yang di sebabkan oleh karena hubungan-hubungan yang dibangun tidak
bersasarkan ikatan perkawinan yang sah.
2)
Disorganisasi
keluarga yang di sebebkan dari putusnya hubungan perkawinan, yakni yang
disebabkan oleh perceraian.
3)
Diorganisasi
keluarga yang disebabkan oleh adanya kematian dari kepala keluarga yang
bersangkutan.
4)
Disorganisasi
keluarga yang disebabkan oleh faktor-faktor intren keluarga yang bersangkutan,
seperti terdapat anggota keluarga yang sakit jiwa, berperilaku menyimpang dan
lain sebagainya.
Penyebab utama disorganisasi keluarga adalah ketidak
harmonisan suasan keluarga. Keluarga yang tidak harmonis akan selalu mengalami
kesulitan dalam melaksanakan proses pendidikan bagi anak-anak mereka. Akibatnya
anak-anak akan merasa kurang perhatian yang pada gilirannya akan mencari
konpensasi dengan mencari
kegiatan-kegiatan lain yang cenderung bersifat negatif.
3.
Pelanggaran
norma masyarakat
Norma sosial adalah patokan-patokan umum mengenai
tingkah laku dan sikap individu anggota kelompok yang dikehendaki oleh kelompok
mengenai bermaccam-macam hal yang berhubungan dengan kehidupan kelompok yang melahirkan norma-norma itu.
Dari pada itu tidak semua kelompok mempunyai norma-norma tingkah laku dan
sikap-sikap mengenai situasi yang dihadapi oleh anggota-anggota kelompok itu
dalam interaksinya.
C. Klasifikasi
Masalah Sosial
1)
EKONOMI
Masalah dalam ekonomi biasanya berupa masalah
pengangguran , kemiskinan dan masalah ini biasanya yang harus bertanggung jawab adalah
pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan pekerjaan bagi
masayarakat. Jika masyarakat mengalami permasalah ini akan mengakibatkan sangat
rentannya anggota masyarakat untuk melakukan tindakan kriminalitas dan
kekurangan ekonomi dapat di jadikan suatu alasan atau pembenaran untuk melakukan tidakan tersebut. Faktor
ekonomi juga dapat dikatakan sebagai acuan maju atau tidaknya suatu negara
serta faktor ekonomi dapat mempengaruhi masalah sosial pada aspek psikologis
dan biologis masyarakat.
2)
BIOLOGIS
Selanjutnya adalah faktor biologis ,
faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial misalnya kurang gizi, penyakit
menular dan lain-lain. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas
kesehatan yang layaj dan dapat terjadi juga karena kondisi ekonomi maupun
pendidikan masyarakat yang tidak
mencukupi. Jadi sebagian besar kondisi
dari biologis masyarakat mudah terjankit penyakit. Untuk solisinya mungkin saat
ini dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan
pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta memberi
pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
3)
BIOPSIKOLOGIS.
Disebabkan oleh penyakit
syaraf(neurosis), bunuh diri, disorganisasi jiwa dan seterusnya.
Masalah seperti ini dapat muncul
jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat
muncul jika beban hidup yang berat yang di dasarkan oleh masyarakat khususnya
yang ada di daerah perkotaan, pekerjaan yang menumpuk sehingga menimbulkan
ster, lalu menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat memicu konflik antara
anggota masyarakat.
4)
KEBUDAYAAN
Faktor ini maksudsudnya, kebudayaan yang semakin berkembang
di masyarakat akan mempunyai peran yang dapat memicu timbulnya masalah sosial.
Misalnya seperti pernihan dini, kawin-cerai, kenakalan pada remaja dan
lain-lain atau seperti saat ini negara kita ssedang terus menerus di masuki
budaya asing.
D. Ukuran-ukuran
Sosiologi terhadap Masalah Sosial
Dalam menetukan apakah suatu masalah merupakan
problem social atau tidak, sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan
sebagai ukuran Yaitu;
1. Kreteria
Utama
Masalah sosial, yaitu tidak adanya persesuaian
antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta
tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur yang pertama dan pokok dari masalah
sosial adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi
nyata kehidupan. Artinya adanya kepincangan-kepincangan antara
anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi.
2. Sumbar-sumber
Sosial Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang
timbul secara langsung atau bersumber langsung kondisi-kondisi maupun
proses-proses sosial. Jadi sebab-sebab terpentingnya masalah sosial haruslah
bersifat sosial. Ukurannya tidak semata-mata pada perwujudannya yang bersifat
sosial, akan tetapi juga pada sumbernya.
Kepncangan yang di sebabkan oleh gempa bumi, angin
topan,meletusnya gunung berapi, banjir, epidemi dan segala sesuatunya yang di sebabkan oleh alam, bukanmerupakan masalah sosial.
Yang pokok disisni bahwa akibat dari gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial
maupun bukan sosial, menyebabkan masalah sosial. Ini yang menjadi ukuran bagi
sosiologi.
3.
Pihak-pihak yang menetapkan apakah
suatu kepincangan merupakan masalah sosial atau tidak.
ukuran di atas bersifat relatif sekali. Mungkin di
katakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya. Atau segolongan orang
yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Dalam masyarakat merupakan gejala yang
wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut.
Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan kewenangan yang lebih bebas
darri orang lain untuk membuat serta menetukan kebijakan sosial.
4. Manifes
social problem dan latent social problem
Sosial juga merupakan warga karena itu tidak
mustahil, kalau penelitian-penelitiannya kadang kala tercemar oleh unsur
subyektif lantaran ikatan yang begitu kuat antara dia sebagai warga dengan
masyarakat.
Manifes social problem merupakan maslah sosial yang
timbul sebagai akibat rejadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat.
Kepincangan mana di karenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai
yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai
tidakan-tindakan menyimpang.
5.
Perhatian masyarakat dan masalah
sosial
Suatu kejadian merupakan masalah sosial belum tentu
mendapatkan perhatian yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaiknya, suatu
kejadian yang mendapat sorotan masyarakat , belum tentu merupakan masalah
sosial.
Hal lain yang perlu pula di ketahui adalah bahwa
semakin jauh jarak sosial antara orang-orang yang kemalangan dengan orang yang
mengetahui hal itu, semakin pula simpati timbul dan juga semakin kecil
perhatian terhadap kejadian tadi.
Suatu problema yang merupakan manifest social
problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat
di perbaiki, di batasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent
social problem yang sulit di atasi, karena walaupun masyarakat tidak
menyukainya, tapi masyarakat tidak berdaya untuk menghadapinya. Dalam mengatasi
problem tersebut, sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki
kepincangan-kepincangan yang di terima
sebagai gejala abnormal yang mungkin di hilangkan atau dibatasi.
E. Pemecahan
Masalah Sosial Budaya
SSBI memberikan
alternatif sudut pandang atas pemecahan masalah sosial budaya. Pendekatan dalam
SSBI lebih bersifat interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah
sosial. Pendekatan dalam SSBI bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial dan budaya
yang bersifat integrasi. SSBI digunakan untuk mencari pemecahan masalah
kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau multidisipliner
ilmu-ilmu sosial dan budaya. Sedangkan pendekatan dalam ilmu soaial lebih
bersifat subject oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial
tersebut. Misalnya, ilmu Ekonomi melihat suatu masalah melalui perspektif
Ekonomi serta pemecahan masalah melalui sudut pandang Ekonomi pula. Sedangkan
pendekatan yang mendalam dalam SSBI dibebankan pada ilmu sosial dan budaya yang
lebih bersifat toritis, baik menyangkut ruang lingkup, metode dan
sistematikanya. Harus dipahami bahwa manusia tidak terlepas dari gejala-gejala
alam dan kehidupan lingkungan. Alam dan manusia akan saling mempengaruhi, namun
sebagai subject kehidupan manusia perlu memperlakukan alam secara baik sehingga
akan memberikan manfaat bagi kesejehteraan hidupnya. Berdasarkan hal tersebut,
beberapa perguruan tinggi memberlakukan SSBI sebagai mata kuliah wajib bagi
mahasiswa dari program ilmu alam atau ekstata. Dengan demikian, mahasiswa
sebagai calon ilmuwan dan profesional harapan bangsa mampu bertindak secara
arif dan bijaksana. Dalam SSBI juga mempelajari sistem sosial. Sistem sosial
adalah seperangkat aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang
berbenturan juga dengan budaya. Benturan budaya itu adalah priksi budaya (
karena memaksakan budaya/ norma/ kita dengan budaya/ norma orang lain. Selain
itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi itu bersifat
menyakitkan.
Sanksi terbagi menjadi :
1. Moral
Hati nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa.
2. Sosial
Sanksi dikucilkan masyarakat.
3. Hukum / fisik
Apabila melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan diproses dipengadilan dan dipenjara (KUHAP).
Sanksi terbagi menjadi :
1. Moral
Hati nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa.
2. Sosial
Sanksi dikucilkan masyarakat.
3. Hukum / fisik
Apabila melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan diproses dipengadilan dan dipenjara (KUHAP).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesuai dengan paparan tadi, maka masalah
sosial dan budaya ialah suatu keadaan yang tidak normal antara unsur budaya dan
masyarakat, sehingga timbulnya suatu masalah yang bisa mengakibatkan kerugian
ataupun gangguan, baik terhadap suatu individu ataupun khalayak umum. Kemudian dalam klasifikasi masalah sosial san
budaya di temukan adanya faktor yang menjadi penyebab yaitu diantaranya,
ekonomi, budaya, biologis, psikologis.
Kemudian terdapat 5 ukuran-ukuran
sosiologi terdapat masalah sosial, diantaranya; kreteria utama dimana tidak
adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan
kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosia, selanjutnya sumber-sumber
sosial masalah sosial, pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan
merupakan masalah sosial atau tidak, manifes social problem and laten social
probblem kemudian perhatian masyarakat dan masalah social. Ada pula dua cara
yang bisa digunakan untuk melihat apakah ada atau tidaknya suatu masalah sosial
dan budaya dengan cara Person Blame Approach dan System Blame Approach. Suatu
masalah sosial membutuhkan mediator yang dimana mediator ini bisa menjadi
penengah bagi individu ataupun kelompok yang memang memiliki suatu masalah
sosial. Demikian makalah ini saya buat, bilamana ada kesalahan ataupun
kekurangan mohon dimaafkan, saran dan kritik yang membangun saya harapkan untuk
menjadi penilaian dalam pembuatan makalah berikutnya.
B.
Saran
1.
Sesuai dengan
pararan di atas, penulis memberi saran bahwa kita sebagai manusia memang tidak
akan pernah terlepas dari masalah. Namun, masalah yang kita hadapi merupakan
proses pendawasaan diri agar menjadi manusia seutuhnya. Haddapilah setiap
masalah dengan positif dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar